Waktu sudah menunjukkan pukul 16.20 tak terasa sudah waktunya jam pulang kantor, masih mengutak atik layout leaflet lipat 2 yang sedari tadi pagi tak kunjung selesai. Entah apa yang dipikirkan Bos ku tentang kelambatan pengerjaan yang tentu saja akan mempengaruhi profit. Benar saja, tadi pagi bangun kesiangan, terlambat seperempat jam dan ocehan bos sambil nyengir "kalo misal gaji besok telat telatan nggak papa kan?". Senyum kecut aku tak peduli dan menyalakan CPU butut tanpa penutup samping itu.
Beberapa hari ini terasa semakin berat saja, pemikiran konyl untuk self destruk dan menabrakan diri ke mobil yang melaju dijalanan. Aku tertawa kecil dalam hati, semakin kuat tekanan yang dirasa semakin aku tertantang untuk memaki semua yang terjadi. Aku malu untuk tidak menjadi seseorang yang berguna saat aku mati, paling tidak untuk orang disekitarku dan untuk anakku kelak. Kau akan melihat ayah mati dengan bangga, kau akan melihat bagaimana sebuah cerita takkan lenyap untuk berpatroli di hari mu besok, patokan tak tertulis yang membimbingmu berjalan melewati bebatuan yang malah akan kau telan besok.
Pemikiran baru yang datang tak selalu baik, paling tidak aku masih menggunakan otakku untuk berpikir, entah apajadinya bila aku berhenti meggunakan benda paling membantu dan paling merusak ini.Hidup butuh sensasi dan apapun yang ada hari ini sudah dikersialisasi. Tunggu saja sampai udara dan sinar matahari diperdagangkan layak tanah dan air hari ini. Ah, melelahkan sekali.
Aku sering melamunkan bagaimana seharusnya hariku dijalani, bagaimana seharusnya mimpi ini dijalani dan dihidupi. Tidak dilipat rapi dan membosankan seperti ini. Apa yang akan kau katakan padaku sekarang? Apakah aku terlalu manusia dengan semua tulisan basi dan keluh kesah yang takkan membantuku mengenyam apapun? Untuk apapun, tulisan tulisan inilah yang pada akhirnya akan tetap menemukan tuannya, menjaga mayat tuannya dari kikisan jaman. Menjadi abadi bersama enyaman mulut para pengguna otak.
Karena banyak orang yang tak pernah membaca dan lihatlah hal apa yang mereka temukan untuk membekali diri? terus saja jilati saja pencarian jati diri yang tak pernah kau temukan lewat kekerasan dan waktu yang terbuang sia sia.
Aku memutuskan untuk turun dari motor Wira, sahabat sekaligus rekan kerja yang sepertinya juga merasa dikecam pekat laju hari. Memasang headset dan mulai sok santai menatap langit dengan mata yang sudah terlalu lelah. Sungguh aku tak peduli dengan apapun lagi, aku tak punya tujuan dan beban yang harus diseret lari. Oh hoppipolla Sigur Ros aku merasa menjadi daun linden yang diterbangkan angin meuju angkasa dan melihat orang yang melipat mimpi mereka, dan menjualnya pada realitas dan menjalankan sistem yang membosankan. ahahahaha utopia para pelipat mimpi, sungguh sangat membosankan. Mau apa lagi yang kau tuntut? kau budak, dan aku budak, kau lapar dan aku lapar, kenapa kita tidak saling memberi hidup, berbagi banyak hal, tidak ada monopoli mimpi milyader bajingan dan membuka lebar mimpi kita masing masing. Menajangnya di setiap rumah agar terlihat indah. Tidak ada yang mengatur cara kita hidup, tidak ada yang membatasi waktu kita berbincang dengan keluarga. Kau membicarakan kemajuan atas monopoli pasarmu, akan kubangun kemunduran atas pengenbalian mimpi orang yang dijual ke pengepul mimpi. Ahhahaha awas kau
Tidak ada komentar:
Posting Komentar