"Aku akan mengubah keadaan ini menjadi lebih baik", entah apa yang kupikirkan menuliskan bait dengan tanda kutip tersebut. Kespekulatifan yang malah menjadi momok dalam setiap perspektifku melihat keluar jendela. Aku berpikir tentang perbaikan, aku berpikir tentang realitas, aku berpikir tentang menyamankan posisi, lalu aku terlalu bingung untuk memikirkan apapun dan pada akhirnya realitas lah yang mengambil alih segala bidang dalam konstitusi ketuhanan ini. Melelahkan ahaha, aku tertawa kecil sembari melihat jendela, jendela perskeptif yang kian kabur.
Menilik tentang bagaimana seharusnya aku bersikap, aku mulai bingung terhadap konsep menjadi diri sendiri, menjadi diri sendiri atau bukan itu adalah tanggapan orang lain terhadap ku bila aku mulai berubah. Sementara perubahan itu terjadi atas kehendak aku akan menjadi diriku sendiri dalam artian lebih, entah lebih baik atau sebaliknya. Dan lontaran konsep perubahan itu mencuat dari orang disekitar kita yang memang merasakan perubahan tersebut. Bila orang yang bertemu kita secara random tidak akan merasakan impact dari oerubahan itu. Mungkin menjadi diri sendiri itu bisa diartikan sebagain kenyamanan kita meniru, dan bukankah kita adalah kopian dari entah idola, entah keluarga, entah teman, entah orang asing yang sadar atau tidak sadar kita mencuri, meniru, kopian dalam ketidaksempurnaan atau penyempurnaan yang bisa akan dinamai sebagai expanding, evolution.
Jadi bila ditanya dimana posisiku sebagai peniru sekarang, akan lebih luas bila aku hidup dalam good old dayz, dimana musik, fashion, cara pikir berpacu pada jaman jaman kelahiran ayah atau ibu kita. Ah jaman kita sekarang aja ngaduk ngaduk bahan lama, kapan move on ahahaha fakkkkkkkkkkkkk!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar